LAPORAN PRAKTIKUM PEMULIAAN TANAMAN
MEMBANDINGKAN GENETIKA TIRUAN
DENGAN RANDOM SAMPLING
Oleh:
1. Ivo Bastian A4 111
864
2. Leonita Putri C. A4 111 868
3. Riski Kristi’ani A4
111 882
4. M. Rizkul
Hardianto A4 111 918
5. Abdul Aziz A4 111 905
6. Rifan
Sulistiyo W A4 111 902
PROGRAM
STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH
JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
Pembimbing : 1. Ir. Titien
Suhermiatin, MP
2. Muchlis
3. Yuliatiningsih, A,md.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN
NASIONAL
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
TAHUN 2013
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemuliaan tanaman
adalah kegiatan mengubah susunan genetik individu maupun populasi tanaman
untuk suatu tujuan. Pemuliaan tanaman kadang-kadang disamakan dengan penangkaran
tanaman, kegiatan memelihara tanaman untuk memperbanyak dan menjaga kemurnian;
pada kenyataannya, kegiatan penangkaran adalah sebagian dari pemuliaan.
Selain melakukan penangkaran, pemuliaan berusaha memperbaiki mutu genetik
sehingga diperoleh tanaman yang lebih bermanfaat.
Genetika adalah ilmu yang mempelajari cara indvidu menurunkan sifat-sifatnya kepada keturunanya,
baik sifat-sifat nampak (fenotipa) ataupun sifat-sifat yang tidak
nampak(genotipa). Sifat menurun itu dipindahkan pada keturunanya melalui
unit-unit keturunan yang terkenal dengan nama gen. Menurut letaknya dalam sel,sifat-sifat keturunan tersebut dibedakan menjadi
tiga golongan, yaitu :
1. Genotipa : jumlah semua keturunan yang ada dalam inti
1. Genotipa : jumlah semua keturunan yang ada dalam inti
2. Plasmotipe : jumlah semua keturunan yang ada dalam sitoplasma
3. Plastidiotipe : jumlah semua keturunan yang ada dalam plastid
Dari ketiga golongan tersebut, genotipe mempunyai tempat terpenting sehingga pada umumnya
ketiga macam sifat keturunan tersebut dinamakan genotipa. Gen diwariskan dari parental kepada keturunanya
melalui gamet-gamet. Karena individu dengan genotype Rr adalah merupakan
alelnya,dengan demikian R dibut alel r atau sebaliknya. Jadi anggota dari satu
pasang gen yang terdapat pada suatu tempat disebut alel. Individu yang susunan
genetisnya berlainan disebut heterozigot (Rr), sedang yang susunan genetisnya
sama disebut homozigot (RR atau rr).
Pasangan-pasangan gen dalam individu itu akan mengalami segregasi pada waktu
terjadi perustiwa perserakan dan masing-masing diteruskan ke gamet-gamet yang
terbentuk. Alel yang mula-mula dipisahkan ini,akan bergabung kembali pada
pembentukan zigot, secara kebetulan (random) sehingga terbentuk bermacam-macam
genotipa dan fenotip dalam perbandingan tertentu sesuai dengan hukum Mendel.
Hukum Mendell I : HUKUM SEGREGASI
Kedua anggota pasangan gen akan memisah (segregasi)
pada saat pembentukan gamet, sehingga separuh gamet yang terbentuk akan membawa
satu anggota dari pasangan gen tersebut dan separuh gen lainya gen pasangannya. Seandainya satu kromosom patermal membawa gen A dan
kromosom petermal pasanganya (homolognya) membawa alel a, maka zigot Aa
meng-alami meiosis, maka segregasi kromosom homolog menentukan bahwa sel
haploid yang dihasilkan akan mengandung A atau a, tetapi tidak pernah
mengandung kedua alel tersebut. Keturunan yang terbentuk sebagai hasil
penggabungan gamet-gamet yang dihasilkan oleh individu heterozigot akan
mempunyai genotype AA, Aa atau aa, dengan perbandingan 1 : 2 : 1 seperti terlihat dalam diagram berikut.:
Meiosis (segregasi) : A atau a
Meiosis (segregasi) : A atau a
Gamet
AA X aa
AA X aa
1AA : 2Aa : 1aa
Hukum Mendell II : PRONSIP INDIPENDENT ASSORTMENT
“Gen-gen dua lokus yang berbeda akan memisah dan tidak
bergantung satu sama lain “(independent assortment).
Dari contoh di atas dapat dibuktikan bahwa dua gen R
dan r tidak hanya selalu memberikan Rr saja, akan tetapi dapat pula keturunan
RR, rr. Hal ini hanya mungkin bila sebelum dibentuk zigot pasangan gen itu mengalami
segregasi lebih dahulu. Prinsip independent assortment berlaku untuk gen-gen yang terletak pada
kromosom yang berlainan (non homolog), atau gen-gen yang terletak dalam
kromosom yang sama tetapi tidak ada kaitan gen, dengan demikian pada individu
yang homozigot untuk kedua pasangan gen tersebut, peluangt untuk mendapatkan
gamet AB sama dengan peluang untuk mendapatkan game tab, Ab dan aB, yaitu masing-masing
sebesar ½ x ½ = ¼. Hal ini berlaku untuk gamet jantan.
Mendel mempelajari sifat-sifat yang jelas dikendalikan oleh gen yang satu alelnya dominant sepenuhnya terhadap alel yang lain (fenotip heterozigot sama dengan fenotipe homozigot dominan). Hubungan alel sering tidak sesederhana ini karena adanya inyeraksi alel dean non aleltik.
Mendel mempelajari sifat-sifat yang jelas dikendalikan oleh gen yang satu alelnya dominant sepenuhnya terhadap alel yang lain (fenotip heterozigot sama dengan fenotipe homozigot dominan). Hubungan alel sering tidak sesederhana ini karena adanya inyeraksi alel dean non aleltik.
Pendugaan kemajuan seleksi
memerlukan informasi besaran ragam fenotipik, di samping ragam aditif dan ragam
dominan. Ragam fenotipik merupakan komponen dalam perhitungan pendugaan
kemajuan seleksi yang berbanding terbalik dengan kemajuan seleksi sehingga maki
besar ragam fenotipik semakin kecil kemajuan seleksi yang akan diperoleh.
Heretabilitas suatu karakter diwariskan ke keturuannya yang merupakan porsi
dari total keragaman fenotip yang disebabkan olek faktor genetik. Oleh karena
itu, keberhasilan seleksi dapat dicerminkan oleh besaran heretabilitas.
1.2 Tujuan
Tujuan
melakukan kegiatan praktikum “Membandingkan
Genetika Tiruan dengan Random Sampling” ini
antara lain:
1. Untuk
menduga kemajuan seleksi (selection advence) pada suatu populasi.
1.3 Manfaat
Manfaat
melakukan kegiatan praktikum “Membandingkan
Genetika Tiruan dengan Random Sampling” ini
antara lain:
1. Dapat menduga kemajuan seleksi (selection advence)
pada suatu populasi.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Gregor Johann Mendel disepakati sebagai Bapak Pendiri Genetika. Tinggal di Brno (Jerman: Brunn), Austria, ia adalah seorang rahib Katolik yang juga mengajar di sekolah. Rasa ingin tahunya yang
tinggi menuntun dia melakukan pekerjaan persilangan dan pemurnian tanaman ercis. Melalui percobaannya ini ia menyimpulkan sejumlah aturan
('hukum') mengenai pewarisan sifat yang dikenal dengan nama Hukum Pewarisan Mendel.
Penemuannya merupakan penumuan yang sangat besar dalam bidan
genetika pada masa nya maka dari itu dia di sepakati menjadi bapak pendiri
genetika. Pertama, Mendel mengetahui bahwa pada semua organisme hidup terdapat "unit dasar" yang kini disebut gene
yang secara khusus diturunkan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Dalam dunia
tumbuh-tumbuhan yang diselidiki Mendel, tiap ciri pribadi, misalnya warna
benih, bentuk daun, ditentukan oleh pasangan gene. Suatu tumbuhan mewariskan
satu gene tiap pasang dari tiap "induk"-nya.
Mendel menemukan, apabila dua gen mewariskan satu kualitas
tertentu yang berbeda akan menunjukkan dengan sendirinya dalam tumbuhan
tertentu itu. Tetapi, gen yang berciri lemah tidaklah terhancurkan dan mungkin
diteruskan kepada tumbuhan keturunannya. Hukum Mendel, meski sudah dilakukan
perubahan kecil, tetap merupakan titik tolak dari ilmu genetika modern.
Hukum Mendel I (Segregation of
allelic genes)
Hukum Mendel I disebut juga hukum
segregasi adalah mengenai kaidah pemisahan alel pada waktu pembentukan gamet.
Pembentukan gamet terjadi secara meiosis, dimana pasangan – pasangan homolog
saling berpisah dan tidak berpasangan lagi/ terjadi pemisahan alel – alel suatu
gen secara bebas dari diploid menjadi haploid. Dengan demikian setiap sel gamet
hanya mengandung satu gen dari alelnya Fenomena
ini dapat diamati pada persilangan monohibrid, yaitu persilangan satu
karakter dengan dua sifat beda.
Persilangan Monohibrid
P1 UU x uu
(Ungu) (Putih)
G1 U u
F1 u
Pada waktu pembentukan gamet
betina, UU memisah menjadi U dan U, sehingga dalam sel gamet tanaman ungu hanya
mengandung satu macam alel yaitu alel U.
Sebaliknya tanaman jantan berbunga putih homozigot resesif dan genotipenya uu.
Alel ini memisah secara bebas menjadi u dan u, sehingga gamet – gamet j antan
tanaman putih hanya mempunyai satu macam alel , yaitu alel u.
Proses pembentukan gamet inilah yang menggambarkan fenomena Hukum Mendel I.
Hukum Mendel II (Independent
Assortment of Genes)
Hukum Mendel II disebut juga hukum
asortasi. Menurut hukum ini, setiap gen/sifat dapat berpasangan secara bebas
dengan gen/sifat lain. Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet pada
persilangan dihibrid.
Persilangan
Dihibrid
1.
BBKK x bbkk
(biji bulat berwarna) (biji
keriput hijau)
BK x
bk
BbKk
2.
BbKk x BbKk
BK, Bk, bK, bk BK,
Bk, bK, bk
Pada waktu pembentukan gamet
parental ke-2, terjadi penggabungan bebas (lebih tepatnya kombinasi bebas)
antara B dan b dengan K dan k. Asortasi bebas ini menghasilkan empat macam
kombinasi gamet, yaitu BK, Bk, bK, bk. Proses pembentukan gamet inilah yang
menggambarkan fenomena Hukum Mendel II.
BAB 3. METODOLOGI
3.1 Tempat Dan Waktu
Praktikum
“Membandingkan Genetika Tiruan dengan Random Sampling”
ini dilaksanakan pada:
Hari :
Rabu
Tanggal : 3
April 2013
Pukul :
15.00 – 17.00 WIB
Tempat : Laboratorium Teknik Produksi Benih
3.2 Alat
dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Kantong kain
warna gelap
2. Kalkulator
3. Lembar
pengamatan
3.2.2 Bahan
1. Benih kacang
tanah warna merah
2. Benih kacang
tanah warna putih
3.3 Prosedur Kerja
1. Sebanyak 200 biji kacang tanah warna merah dan warna putih
2.
Masing-masing dimasukkan ke dalam 2 kantong kain warna gelap dengan jumlah satu
kantong terdiri dari 100 biji kacang tanah warna merah dan 100 biji kacang
tanah warna putih
3.
Dua mahasiswa memegang 1 kantong kain warna gelap yang telah diisi campuran
biji kacang tanah warna merah dan biji kacang tanah warna putih
4.
Secara bersamaan masing-masing mahasiswa mengambil 1 biji kacang tanah secara
acak tanpa melihat
5.
Mencatat setiap pengambilan biji kacang dengan ketentuan:
RR = apabila
terambil 2 biji kacang tanah warna merah
Rr
= apabila terambil 1 biji kacang tanah warna merah dan 1 biji kacang tanah
warna putih
Rr = apabila
terambil 2 biji kacang tanah warna putih
R = biji kacang
tanah warna merah
r = biji kacang tanah warna putih
6. Melakukan pengambilan dengan 64 kali dan 100 kali secara acak
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
db = 3 – 1 = 2
5% = 5,991
10% = 4,605
Jika X2(tes) < X2(tabel)
maka terbukti
Jika X2(tes) > X2(tabel)
maka tidak terbukti
4.1.1 Pengambilan 64 kali
Ulangan
|
Genotipe
|
Jumlah
|
||
RR
|
Rr
|
Rr
|
||
1
|
14
|
28
|
22
|
64
|
2
|
5
|
35
|
24
|
64
|
3
|
18
|
23
|
23
|
64
|
Rata-Rata
|
12,33
|
28,67
|
23
|
|
Genotipe
|
Observasi (O)
|
Expexted (E)
|
(O – E)
|
(O – E)2/E
|
RR
|
12,33
|
16
|
-3,67
|
0,84
|
Rr
|
28,67
|
32
|
-
3,33
|
0,35
|
Rr
|
23
|
16
|
7
|
3,06
|
Jumlah
|
4,25
|
5% X2(tes) < X2(tabel)
4,25 < 5,991 (Terbukti)
10% X2(tes) < X2(tabel)
4,25 < 4,605 (Terbukti)
4.1.1 Pengambilan 100 kali
Ulangan
|
Genotipe
|
Jumlah
|
||
RR
|
Rr
|
rr
|
||
1
|
17
|
58
|
25
|
100
|
2
|
15
|
59
|
26
|
100
|
3
|
17
|
58
|
25
|
100
|
Rata-Rata
|
16,33
|
58,33
|
25,33
|
|
Genotipe
|
Observasi (O)
|
Expexted (E)
|
(O – E)
|
(O – E)2/E
|
RR
|
16,33
|
25
|
-8,67
|
3,005
|
Rr
|
58,33
|
50
|
8,33
|
1,39
|
Rr
|
25,33
|
25
|
0,33
|
0,005
|
Jumlah
|
4,39
|
5% X2(tes) < X2(tabel)
4,39 < 5,991 (Terbukti)
10% X2(tes) < X2(tabel)
3,39
< 4,605 (Terbukti)
4.2 Pembahasan
Keragaman genotip untuk sifat-sifat
kuantitatif seperti komponen hasil sering saling berubah dan hasil sering
berubah dari suatu lingkungan ke lingkungan lain karena adanya interaksi antara
genotip dan lingkungan. Seringkali
percobaan perkawinan yang kita lakukan menghasilkan keturunan yang tidak sesuai
dan benar dengan Hukum
Mendel. Hukum Mendel 1 dimana disebut hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah
sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya. Alel memisah
(segregasi) satu dengan yang lain selama pembentukan gamet yang diwariskan
secara acak ke dalam gamet-gamet yang sama jumlahnya. Sebagai dasar segregasi satu pasang alel
terletak pada lokus yang sama dari kromosom homolog. Kromosom homolog ini
memisah secara bebas pada anaphase pertama dari meiosis dan tersebar ke dalam
gamet-gamet yang berbeda (Crowder, 1997).
Percobaan ini merupakan suatu pembandingan genetik tiruan dengan random sampling, dimana juga merupakan simulasi
untuk membuktikan teori hukum mandel, simulasi
ini dilakukan dengan menggunakan biji kacang tanah dengan 2 warna yaitu warna merah
diberi simbol R menandakan sifat dominan, dan menutupi sifat
resesif pada biji kacang tanah warna putih yang dilambangkan dengan r. Percobaan ini
dilakukan dengan pengambilan biji kacang tanah merah dan kacang tanah putih secara bersamaan dan acak dari 2 kantong kain hitam yang mana
kedua kantong tersebut berisi campuran kacang tanah berwarna merah dan berwarna putih sebanyak masing-masing 100 biji (dalam
satu kantong berisi 200 biji kacang tanah) serta untuk pengambilan selain
secara acak juga dilakukan tanpa melihat, percobaan ini dilakukan dengan 2 kali
pengambilan dimana terdiri dari pengambilan 64 kali dan pengambilan 100 kali. Tiap
kali mengambil biji kacang tanah, kantong kain hitam harus dikocok terlebih
dahulu. Adapun fungsi pengocokan adalah agar butir-butir kacang tanah dapat tercampur secara merata
(homogen). Perlakuan ini bertujuan agar setiap butir biji kacang tanah memiliki kesempatan
yang sama untuk terambil.
Untuk
mengatahui apakah percobaan telah sesuai dengan hukum segregasi Mendel, maka dibuat perhitungan dan
tabel yang disebut chi-square. Metode ini
membandingkan data percobaan yang diperoleh dari hasil persilangan-persilangan
dengan hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis. Biasanya
nilai kemungkinan 5 % dianggap garis betas antara menerima dan menolak
hipotesis. Berdasarkan data pada tabel ketentuan
Chi Square tabel telah diketahui yaitu x2(tabel) (Chi Square tabel) untuk 5% memiliki nilai 5,991 sedangkan untuk
yang 10% memiliki nilai 4,605.
Dari hasil percobaan diketahui pada
pengambilan 64 kali memiliki rata-rata genotip RR sebanyak 12,33, Rr sebanyak 28,67,
dan rr sebanyak 23. Hal ini dapat disimpulkan bahwa untuk 5% dan 10% x2(tes) lebih kecil daripada x2(tabel)
dengan hasil 4,25. Demikian pula pada pengambilan 100 kali memiliki
rata-rata genotip RR sebanyak 16,33, Rr sebanyak 58,33, dan rr sebanyak 25,33
dan untuk 5% dan 10% x2(tes) lebih kecil daripada x2(tabel)
dengan hasil 4,39.
Dari hasil perhitungan yang ditulis pada tabel pengamatan maka hasilnya menunjukan bahwa hasil Chi Square tes lebih
kecil dari pada hasil Chi Square tabel, baik pada pengambilan dengan 64 kali maupun pengambilan 100 kali. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil tes dapat diterima atau terbukti. Dengan terbuktinya hasil tes tersebut maka dapat diketahui bahwa
teori Mendel adalah benar.
BAB 5. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum “Membandingkan Genetika
Tiruan Dengan Random Sampling” ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa pembandingan genetika tiruan dengan menggunakan biji kacang tanah warna merah dan putih dapat diterima sebagai genetika tiruan karena pada pengujian
dengan pengambilan 64 kali dan pengambilan
100 kali menunjukkan bahwa hasil
perhitungan terbukti/diterima dimana hasil Chi Square Tes lebih kecil dibandingkan Chi Square tabel dan ini berarti teori hukum
Mendel adalah benar. Chi-square merupakan metode untuk membandingkan data
percobaan yang diperoleh dari hasil persilangan-persilangan dengan hasil yang
diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis.
DAFTAR PUSTAKA